MATERI BAHASA INDONESIA KELAS XI
SEMESTER 1
Berbicara didepan
massa
Berbicara didepan massa itu memiliki
bermacam-macam cara, yakni:
1.
Pidato
Bersifat penyampaian dengan satu
arah.
2.
Khotbah
Bersifat penyampaian dengan satu
arah.
3.
Ceramah
Ada interaksi antara penonton atau
pendengar, dengan penceramah.
4.
Presentasi
Bersifat penyampaian dengan satu
arah, biasanya menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan.
5.
Sambutan
6.
MC (Master of Ceremony)
7.
Dakwah
Adapun teknik/metode yang digunakan
untuk berbicara didepan massa, adalah :
1.
Menghafal
Kelebihannya adalah memahami isi dan
tidak ada yang terlewat satupun. Namun, kekurangannya adalah minim terjadi
interaksi dengan audiens dan terlihat kaku.
2.
Ekstemporan
Bisa dilakukan dengan cara membuat
catatan kecil yang berisi garis besar dari apa yang akan disampaikan.
3.
Membaca teks
Contohnya adalah pidato kenegaraan
yang dilakukan oleh bapak Presiden. Biasanya yang membuat teksnya adalah orang
terpercayanya, dan Presiden hanya menyampaikan tulisan-tulisan tersebut.
Kekurangan dari membaca teks adalah jenuh.
4.
Impromtu
Teknik yang dilakukan secara spontan
dan belum ada persiapan sebelumya.
Sistematika pidato, yakni:
1.
Do’a
2.
Salam
3.
Sapaan
4.
Pembukaan
5.
Sambutan
6.
Isi
7.
Kesimpulan
8.
Penutup
Berbicara didepan massa biasanya
bertujuan untuk:
1.
Menginformasikan kepada khalayak
2.
Mengajak
3.
Menghimbau / mengingatkan
Wawawancara
Wawancara merupakan percakapan
antara dua orang agar dapat memperoleh informasi. Dalam proses wawancara
terdapat penanya (pewawancara) dan pemberi informasi (narasumber).
1.
Mendengarkan isi wawancara
Berdasarkan perilaku
mendengarkan/menyimak, terdapat dua tipe perilaku dalam kegiatan
mendengarkan/menyimak wawancara, yaitu sebagai berikut.
a. Menyimak
faktual
Berarti
menangkap serta memahami fakta-fakta, konsep-konsep, serta informasi yang
disampaikan pembicara. Kegiatan yang dilakukan saat menyimak faktual adalah:
a) memusatkan
perhatian pada pesan-pesan orang lain;
b) berusaha
mendapatkan fakta-fakta.
b. Menyimak
empatik (menyimak aktif atau menyimak pemahaman)
Kegiatan
ini dapat membantu kita untuk memahami sikap psikologis dan emosional sang
narasumber/pembicara dan bagaimana sikap tersebutmemengaruhi ujarnya. Kegiatan
yang dilakukan saat menyimak empatik adalah:
a) memperhatikan
isyarat-isyarat nonverbal (gerak-gerik anggota tubuh);
b) menempatkan
diri pada posisi orang lain;
c) memusatkan
perhatian pada pesan, bukan penampilan.
2.
Mengungkapkan hasil wawancara
Membaca
Paragraf Deduktif dan Induktif
a. Paragraf
deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif:
Kalimat selanjutnya disebut kalimat
penjelas.
b. Paragraf
induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terdapat pada akhir paragraf.
Biasanya, kalimat utama paragraf induktif menggunakan konjugasi penyimpul
antar kalimat, seperti, jadi, maka, dengan demikian, akhirnya, oleh karena itu.
Contoh paragraf induktif:
Menulis Daftar
Pustaka dan Catatan Kaki
1. Daftar
Pustaka (referensi/bibliografi/sumber acuan/sumber rujukan)
Adalah sumber informasi yang umumnya
berasal dari sumber tertulis seperti buku-buku, koran-koran, majalah-majalah,
dan sejenisnya. Daftar pusataka ditempatkan di bagian akhir dan ditulis di
halaman tersendiri. Daftar pustaka disusun secara alfabetis dan tidak
menggunakan nomor urut. Berikut contoh penulisan daftar pustaka:
a. Buku
b. Koran
c. Majalah
2.
Catatan kaki
Fungsi dari catatan kaki adalah
memberikan informasi mengenai suatu sumber.
a. Buku
b. Artikel
Proposal
Proposal
merupakan kegiatan rencana. Tujuan pembuatan proposal, yakni mendapatkan
bantuan berupa materi maupun non-materi. Bantuan materi dapat berbentuk tempat,
sedangkan bantuan non-materi berbentuk perizinan. Proposal terdiri atas
berbagai macam jenis, diantaranya proposal kegiatan (acara), penelitian,
penyusunan tugas akhir, bantuan dan atau fasilitas.
Adapun
sistematika dari proposal adalah:
a.
Judul
b.
Pendahuluan / latar belakang
c.
Tujuan
d.
Waktu dan tempat pelaksanaan
e.
Sasaran
f.
Jenis kegiatan
g.
Susunan panitia / kepanitiaan
h.
Anggaran
i.
Penutup
j.
Lembar pengesahan
Menganalisis
unsur intrinsik hikayat
Hikayat adalah karya sastra Melayu
Lama berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, silsilah raja-raja,
agama, sejarah, biografi, atau gabungan dari semuanya. Pada zaman dahulu,
hikayat dibaca untuk melipur lara, membangkitkan semangat juang, atau sekadar
meramaikan pesta.
Ciri-ciri hikayat, diantaranya :
a. biasanya
menceritakan kisah tokoh raja dan keluarganya (istanasentris);
b. bersifat
pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri atau bisa disebut juga fantastis;
c. mempergunakan
bahasa arkais (klise), misalnya, hatta, syahdan, konon;
d. nama
pengarang tidak disebutkan (anonim).
Tema yang dominan adalah petualangan
dan alurnya cenderung monoton. Adapun contoh-contoh hikayat antara lain,
“Hikayat Bayan Budiman”, “Hikayat Raja-raja Pasai”, “Hikayat Panji Semirang”
Surat Kuasa dan
Surat Perjanjian Jual Beli
1.
Surat Kuasa
Merupakan pelimpahan wewenang dari
pemberi kuasa kepada penerima kuasa. Surat kuasa biasanya dibuat diatas kertas
segel atau diatas materai. Ada dua jenis surat kuasa, yakni:
a. Pribadi
Contoh:
dari orangtua ke anak, antar pelajar, dan antar individu.
b. Institusional
(lembaga)
Contoh:
dari atasan kepada bawahan dan sesama karyawan atau yang tingkatannya sejajar.
Adapun sistematika dari surat kuasa
adalah:
1) Judul
2) Identitas
pemberi dan penerima kuasa
3) Isi
kewenangan
4) Penutup
5) Titimangsa
6) Tandatangan
pemberi dan penerima kuasa
Sumber : http://witsqafadhilah.blogspot.com/2012/07/materi-bahasa-indonesia-kelas-xi-ipa.html
i lake that
BalasHapus